Minggu, 29 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dunia fana penuh cinta semu
Apa dicinta kan berpisah darimu
Walau t’lah lama bersatu
Seiring bergulirnya waktu
Dunia fana kosong cinta sejati
Cinta kepada Yang Mahasuci
Menghunjam dalam di lubuk hati
Tetap abadi di hati yang suci
Kasih lihat diriku
Menatap sendu sedih air matamu
Kau berharap mengakhiri semua
Aku tak mau…
Tak ada seorang pun yang tahu
Betapa besar rasa cintaku
Lihat kesungguhan diriku
Tapi kau takkan mengerti
Tulusnya cintaku
Tak pernah terbalas olehmu
Kau biarkan hati ini membeku
Kandas cintaku…
Tulusnya cintaku
Tak pernah tersadar olehmu
Kau biarkan kisah kita berlalu
Kandas cintaku…
Tak ada seorang pun yang tahu
Tapi kau takkan mengerti…
Tulusnya cintaku
Tak pernah terbalas olehmu
Kau biarkan hati ini membeku
Oh kasihku…
Tulusnya cintaku
Tak pernah tersadar olehmu
Kau biarkan kisah kita berlalu
Kandas cintaku…
Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan
Halia ini tanam-tanaman
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya
Redup bulan nampak nak hujan
Pasang pelita sampai berjelaga
Hidup mati di tangan Tuhan
Tiada siapa dapat menduga
Belatuk di atas dahan
Terbang pergi ke lain pokok
Hidup mati ditangan Tuhan
Kepada Allah kita bermohon
Daun tetap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Perbuatan haram jangan dicuba
Terang bulan terang bercahaya
Cahaya memancar ke Tanjung Jati
Jikalau hendak hidup bahagia
Beramal ibadat sebelum mati
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat jasad tidak sembahyang
Kulit lembu celup samak
Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidak diikut
Banyaklah masa antara masa
Tidak seelok masa bersuka
Meninggalkan sembahyang jadi biasa
Tidak takut api neraka?
Dua tiga empat lima
Enam tujuh lapan sembilan
Kita hidup takkan lama
Jangan lupa siapkan bekalan
Kalau Tuan pergi ke Kedah
Singgah semalam di Kuala Muda
Sembahyang itu perintah Tuhan
Jika ingkar masuk neraka
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
Pak Kulup anak juragan
Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
Kepada Allah kita berserah
Letak bunga di atas dulang
Sisipkan daun hiasan tepinya
Banyak berdoa selepas sembahyang
Mohon diampun dosa di dunia
Encik Borhan seorang kerani
Terkemut-kemut bila meniti
Tinggalkan sembahyang terlalu berani
Sepertii tubuhnya takkan mati
Sayang-sayang buah kepayang
Buah kepayang hendak dimakan
Manusia hanya boleh merancang
Kuasa Allah menentukan
Masa berada di Pulau Jawa
Rakan diajak pergi menjala
Maha Berkuasa jangan dilupa
Kuasa Allah tidak terhingga
Nyiur mudah luruh setandan
Diambil sebiji lalu dibelah
Sudah nasib permintaan badan
Kita di bawah kehendak Allah
Kemuning di dalam semak
Jatuh melayang ke dalam paya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya?
Harimau belang turun sekawan
Mati ditikam si janda balu
Ilmu akhirat tuntutlah tuan
Barulah sempurna segala fardu
Kera di hutan terlompat-lompat
Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta doa kepada Tuhan
Anak ayam turun sembilan
Mati seekor tinggal lapan
Duduk berdoa kepada Tuhan
Minta Allah jalan ketetapan
Anak ayam turun lapan
Mati seekor tinggal tujuh
Duduk berdoa kepada Tuhan
Supaya terang jalan bersuluh
Anak ayam turunnya lima
Mati seekor tinggal empat
Turut mengikut alim ulama
Supaya betul jalan makrifat
Anak ayam turunnya lima
Mati seekor tinggal empat
Kita hidup mesti beragama
Supaya hidup tidaklah sesat
Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di tengah lorong
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung
Bulu merak cantik berkaca
Mei 6, 2008
Gugur sehelai ke dalam baldi
Jika tak banyak kitab dibaca
Jangan mengaku khatib dan kadi
Inderagiri pasirnya lumat
Kepah bercampur dengan lokan
Sedangkan nabi kasihkan umat
Inikan pula seorang insan
Sang puteri pergi berenang
Sambil berenang berdondang sayang
Jika hidup dikurnia senang
Jangan lupa tikar sembahyang
Ya Allah yang Maha Pemurah…
Terima kasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya. Terima kasih untuk saat-saat indah yang dapat kami nikmati bersama. Terima kasih untuk setiap pertemuan yang dapat kami lalui bersama.
Saya datang bersujud dihadapanMU…
Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-MU dalam hidup saya.
Ya Allah ya robbi..
jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya… janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya.. kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan dia dari relung hati saya…
Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari dan pada-MU yang tulus, murni… dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.
Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya… Ya Allah tolong satukan hati kami…Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia…
Ya Allah yang Maha Pengasih
Dengarkanlah doa saya ini… lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak-MU…
Allah yang Maha kekal…
Saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya… luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.
Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepada-MU, untuk lebih peka terhadap suara-MU yang membimbing saya menuju terang-MU… Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan….
Jadikanlah kehendak-MU dan bukan kehendak saya, yang terjadi dalam setiap bagian hidup saya…
Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.
Kekasih…………………
Aku tak pandai berbicara Romantis
Dihadapanmu Aku menjadi kaku
Tak terluah baris-baris Cinta
Walau diHati Meronta
Ingin kamu mengetahuinya
Cintaku padamu bukan Mainan
Tetapi sesuatu yang TuLuS
Tak ternilai HaRgAnYa.
Kekasih………………..
Disuatu hari
Dibulan September ini
Kukarangi sebuah PuiSi untukmu
Coretan Merah jambu ini
Sebagai Pengganti BicaraKu
Yang tak terluahkan selama ini.
Kekasih………………………
Kamu begitu penting dalam hidupku
Aku memerlukanmu lebih dari yang kamu sangkakan
Aku memerlukan kamu lebih dari segala-galanya
Aku mendambakanmu lebih dari Aku mendambakan Ayahku
Dan Aku MeNciNtAiMu LeBiH dAri KaMu MeNciNtAi DiRiKu
Kekasih…………………….
Buatlah Puisi ini dalam Tangkai Hatimu
Agar setiap saat Kamu dapat merasakan
Getaran CiNtaKu yang semakin KuAt
Moga Kamu mengerti
Hidup ini tidak selalunya InDah
Tapi Keindahan,Ketenangan,daN Keceriaan dapat kurasakan
Setiap kali memandang Wajahmu
yang membiaskan CiNtA YaNg TuLuS dAn SuCi
Sesungguhnya,Kekasihku
AkU InGiN TuA BerSamamu……
MAAFKAN AKU………..
Kalau ada Satu hari lagi………………..
Ruang dan Waktu yang kumiliki…….
Kalau ada satu hari lagi…………………
Aku ingin Cinta dan Sayank yang kau berikan padaku.
Memang salahku…………
Maafkan Aku……………..
Biarlah semua berlalu dan Aku….
Hampir terlena dengan kelalainku
Menghayun buaian Asmaramu.
Maafkan Aku sekali lagi…
Bukan inginku begini…….
Aku menangis Sedih…….
Kumohon Sekali ini………
Teruslah Merajai Hati ini…
Maafkan aku ………
Aku menangis sedih ……
Maafkan Aku……………..
Karena sikapku Yang seperti ini.
Aku ingin merubah semuanya
Hanya untuk dirimu sayank.
Maafkan aku………
Nita Mohon Kali ini……
Teruslah bertahta dihatiku.
Tetaplah sabar membimbingku.
Maafkan Aku…………
Maafkan Aku…………….
for everyone |
Ingin berjalan berdua denganmu kekasih
lewati malam setelah usai rinai gerimis
lelawajar luruh dengan rumput biru
jemari tangan kita lekat jadi satu
pipimu memerah hasratku merekah
kenapakah waktu tertinggal jauh?
Ku katakan kepadamu tentang hijau huma
yang bakal kita kerjakan dengan sederhana
kita segera akrab dengan sinar pagi
nyanyikan kupu-kupu hinggap dirambutmu
tersenyum kamu ketawalah aku
kenapakah waktu tertinggal jauh?
Malam suntingkan rembulan untukku
agar cinta tak berpaling dariku
lama aku pelajari satu puisi
sayang bila hanya angin yang mengerti
Oh burung bernyanyilah
demi terjalin cinta
~ Ebiet G Ade
TENANGLAH hatiku, kerana langit tak pun mendengari
Tenanglah, kerana bumi dibebani dengan ratapan kesedihan.
Dia takkan melahirkan melodi dan nyanyianmu.
Tenanglah, kerana roh-roh malam tak menghiraukan bisikan rahsiamu, dan bayang-bayang tak berhenti dihadapan mimpi-mimpi.
Tenanglah, hatiku. Tenanglah hingga fajar tiba, kerana dia yang menanti pagi dengan sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan. Dia yang mencintai cahaya, dicintai cahaya.
Tenanglah hatiku, dan dengarkan ucapanku.
DALAM mimpi aku melihat seekor murai menyanyi saat dia terbang di atas kawah gunung berapi yang meletus.
Kulihat sekuntum bunga Lili menyembulkan kelopaknya di balik salju.
Kulihat seorang bidadari telanjang menari-menari di antara batu-batu kubur.
Kulihat seorang anak tertawa sambil bermain dengan tengkorak-tengkorak.
Kulihat semua makhluk ini dalam sebuah mimpi. Ketika aku terjaga dan memandang sekelilingku, kulihat gunung berapi memuntahkan nyala api, tapi tak kudengar murai bernyanyi, juga tak kulihat dia terbang.
Kulihat langit menaburkan salju di atas padang dan lembah, dilapisi warna putih mayat dari bunga lili yang membeku.
Kulihat kuburan-kuburan, berderet-deret, tegak di hadapan zaman-zaman yang tenang. Tapi tak satu pun kulihat di sana yang bergoyang dalam tarian, juga tidak yang tertunduk dalam doa.
Saat terjaga, kulihat kesedihan dan kepedihan; ke manakah perginya kegembiraan dan kesenangan impian?
Mengapa keindahan mimpi lenyap, dan bagaimana gambaran-gambarannya menghilang? Bagaimana mungkin jiwa tertahan sampai sang tidur membawa kembali roh-roh dari hasrat dan harapannya?
DENGARLAH hatiku, dan dengarlah ucapanku.
Semalam jiwaku adalah sebatang pohon yang kukuh dan tua, menghunjam akar-akarnya ke dasar bumi dan cabang-cabangnya mencekau ke arah yang tak terhingga.
Jiwaku berbunga di musim bunga, memikul buah pada musim panas. Pada musim gugur kukumpulkan buahnya di mangkuk perak dan kuletakkannya di tengah jalan. Orang-orang yang lalu lalang mengambil dan memakannya, serta meneruskan perjalanan mereka.
KALA musim gugur berlalu dan gita pujinya bertukar menjadi lagu kematian dan ratapan, kudapati semua orang telah meninggalkan diriku kecuali satu-satunya buah di talam perak.
Kuambil ia dan memakannya, dan merasakan pahitnya bagai kayu gaharu, masam bak anggur hijau.
Aku berbicara dalam hati,”Bencana bagiku, kerana telah kutempatkan sebentuk laknat di dalam mulut orang-orang itu, dan permusuhan dalam perutnya.
” Apa yang telah kaulakukan, jiwaku, dengan kemanisan akar-akarmu itu yang telah meresap dari usus besar bumi, dengan wangian daun-daunmu yang telah meneguk cahaya matahari?”
Lalu kucabut pohon jiwaku yang kukuh dan tua.
Kucabut akarnya dari tanah liat yang di dalamnya dia telah bertunas dan tumbuh dengan subur. Kucabut akar dari masa lampaunya, menanggalkan kenangan seribu musim bunga dan seribu musim gugur.
Dan kutanam sekali lagi pohon jiwaku di tempat lain.
Kutanam dia di padang yang tempatnya jauh dari jalan-jalan waktu. Kulewatkan malam dengan terjaga di sisinya, sambil berkata,”Mengamati bersama malam yang membawa kita mendekati kerlipan bintang.”
Aku memberinya minum dengan darah dan airmataku, sambil berkata,”Terdapat sebentuk keharuman dalam darah, dan dalam airmata sebentuk kemanisan.”
Tatkala musim bunga tiba, jiwaku berbunga sekali lagi.
PADA musim panas jiwaku menyandang buah. Tatkala musim gugur tiba, kukumpulkan buah-buahnya yang matang di talam emas dan kuletakkan di tengah jalan. Orang-orang melintas, satu demi satu atau dalam kelompok-kelompok, tapi tak satu pun menghulurkan tangannya untuk mengambil bahagiannya.
Lalu kuambil sebuah dan memakannya, merasakan manisnya bagai madu pilihan, lazat seperti musim bunga dari syurga, sangat menyenangkan laksana anggur Babylon, wangi bak wangi-wangian dari melati.
Aku menjerit,”Orang-orang tak menginginkan rahmat pada mulutnya atau kebenaran dalam usus mereka, kerana rahmat adalah puteri airmata dan kebenaran putera darah!”
Lalu aku beralih dan duduk di bawah bayangan pohon sunyi jiwaku di sebuah padang yang tempatnya jauh dari jalan waktu.
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar tiba.
Tenanglah, kerana langit menghembus bau hamis kematian dan tak bisa meminum nafasmu.
Dengarkan, hatiku, dan dengarkan aku bicara.
Semalam fikiranku adalah kapal yang terumbang-ambing oleh gelombang laut dan digerakkan oleh angin dari pantai ke pantai
Kapal fikiranku kosong kecuali untuk tujuh cawan yang dilimpahi dengan warna-warna, gemilang berwarna-warni.
Sang waktu datang kala aku merasa jemu terapung-apungan di atas permukaan laut dan berkata,
“Aku akan kembali ke kapal kosong fikiranku menuju pelabuhan kota tempat aku dilahirkan.”
Tatkala kerjaku selesai, kapal fikiranku
Aku mulai mengecat sisi-sisi kapalku dengan warna-warni - kuning matahari terbenam, hijau musim bunga baru, biru kubah langit, merah senjakala yang menjadi kecil. Pada layar dan kemudinya kuukirkan susuk-susuk menakjubkan, menyenangkan mata dan menyenangkan penglihatan.
Tatkala kerjaku selesai, kapal fikiranku laksana pandangan luas seorang nabi, berputar dalam ketidakterbatasan laut dan langit. Kumasuki pelabuhan kotaku, dan orang muncul menemuiku dengan pujian dan rasa terima kasih. Mereka membawaku ke dalam kota, memukul gendang dan meniup seruling.
Ini mereka lakukan kerana bahagian luar kapalku yang dihias dengan cemerlang, tapi tak seorang pun masuk ke dalam kapal fikiranku.
Tak seorang pun bertanya apakah yang kubawa dari seberang lautan
Tak seorang pun tahu kenapa aku kembali dengan kapal kosongku ke pelabuhan.
Lalu kepada diriku sendiri, aku berkata,”Aku telah menyesatkan orang-orang, dan dengan tujuh cawan warna telah kudustai mata mereka”
Setelah setahun aku menaiki kapal fikiranku dan kulayari di laut untuk kedua kalinya.
Aku berlayar menuju pulau-pulau timur, dan mengisi kapalku dengan dupa dan kemenyan, pohon gaharu dan kayu cendana.
Aku berlayar menuju pulau-pulau barat, dan membawa bijih emas dan gading, batu merah delima dan zamrud, dan sulaman serta pakaian warna merah lembayung.
Dari pulau-pulau selatan aku kembali dengan rantai dan pedang tajam, tombak-tombak panjang, serta beraneka jenis senjata.
Aku mengisi kapal fikiranku dengan harta benda dan barang-barang lhasil bumi dan kembali ke pelabuhan kotaku, sambil berkata, “Orang-orangku pasti akan memujiku, memang sudah pastinya. Mereka akan menggendongku ke dalam kota sambil menyanyi dan meniup trompet”
Tapi ketika aku tiba di pelabuhan, tak seorangpun keluar menemuiku. Ketika kumasuki jalan-jalan kota, tak seorang pun memerhatikan diriku.
Aku berdiri di alun-alun sambil mengutuk pada orang-orang bahawa aku membawa buah dan kekayaan bumi. Mereka memandangku, mulutnya penuh tawa, cemuhan pada wajah mereka. Lalu mereka berpaling dariku.
Aku kembali ke pelabuhan, kesal dan bingung. Tak lama kemudian aku melihat kapalku. Maka aku melihat perjuangan dan harapan dari perjalananku yang menghalangi perhatianku. Aku menjerit.
Gelombang laut telah mencuri cat dari sisi-sisi kapalku, tak meninggalkan apa pun kecuali tulang belulang yang bertaburan.
Angin, badai dan terik matahari telah menghapus lukisan-lukisan dari layar, memudarkan ia seperti pakaian berwarna kelabu dan usang.
Kukumpulkan barang-barang hasil dan kekayaan bumi ke dalam sebuah perahu yang terapung di atas permukaan air. Aku kembali ke orang-orangku, tapi mereka menolak diriku kerana mata mereka hanya melihat bahagian luar.
Pada saat itu kutinggalkan kapal fikiranku dan pergi ke kota kematian. Aku duduk di antara kuburan-kuburan yang bercat kapur, merenungkan rahsia-rahsianya.
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar tiba.
Tenanglah, meskipun prahara yang mengamuk mencerca bisikan-bisikan batinmu, dan gua-gua lembah takkan menggemakan bunyi suaramu.
Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba. Kerana dia yang menantikan dengan sabar hingga fajar, pagi hari akan memeluknya dengan semangat.
NUN di sana! Fajar merekah, hatiku. Bicaralah, jika kau mampu bicara!
Itulah arak-arakan sang fajar, hatiku! Akankah hening malam melumpuhkan kedalaman hatimu yang menyanyi menyambut fajar?
Lihatlah kawanan merpati dan burung murai melayang di atas lembah. Akankah kengerian malam menghalangi engkau untuk menduduki sayap bersama mereka?
Para pengembala memandu kawanan dombanya dari tempat ternak dan kandang.
Akankah roh-roh malam menghalangimu untuk mengikuti mereka ke padang rumput hijau?
Anak lelaki dan perempuan bergegas menuju kebun anggur. Kenapa kau tak berganjak dan berjalan bersama mereka?
Bangkitlah, hatiku, bangkit dan berjalan bersama fajar, kerana malam telah berlalu. Ketakutan malam lenyap bersama mimpi gelapnya.
Bangkitlah, hatiku, dan lantangkan suaramu dalam nyanyian, kerana hanya anak-anak kegelapan yang gagal menyatu ke dalam nyanyian sang fajar.
~ Khalil Gibran
Semudah itu kau ucapkan
Kata maaf kekasihku
Setelah kau lakukan lagi
Kesalahan yang sama
Dimana, perasaanmu
Saat kau melakukan
Salah yang sama
Inikah, cara dirimu
Membalas cinta yang tulus...
Yang telah kuberi
Menyakitkan bila cintaku
Dibalas dengan dusta
Namun mencintaimu
Takkan kusesali
Karna aku yang memilihmu
Tertutup sudah pintu, pintu hatiku
yang pernah dibuka waktu hanya untukmu
kini kau pergi dari hidupku
ku harus relakanmu walau aku tak mau
Berjuta warna pelangi di dalam hati
sejenak luluh bergeming menjauh pergi
tak ada lagi cahaya suci
semua nada beranjak aku terdiam sepi
Dengarlah matahariku, suara tangisanku
ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku
ucapkan matahariku puisi tentang hidupku
tentangku yang tak mampu menaklukkan waktu
Berjuta warna pelangi di dalam hati
sejenak luluh bergeming menjauh pergi
tak ada lagi cahaya suci
semua nada beranjak aku terdiam sepi
~ Agnes Monika ~
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pesaka
Gadis Acheh berhati gundah
Menanti teruna menghulur tepak
Gula manis sirih menyembah
Adat dijunjung dipinggir tidak
Manis sungguh gula Melaka
Jangan dibancuh dibuat serbat
Sungguh teguh adat pusaka
Biar mati anak jangan mati adat
Anak teruna tiba di darat
Dari Makasar langsung ke Deli
Hidup di dunia biar beradat
Bahasa tidak dijual beli
Menanam kelapa di Pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitab Allah
Buah berangan di rumpun pinang
Limau kasturi berdaun muda
Kalau berkenan masuklah meminang
Tanda diri beradat budaya
Laksamana berbaju besi
Masuk ke hutan melanda-landa
Hidup berdiri dengan saksi
Adat berdiri dengan tanda
Berbuah lebat pohon mempelam
Rasanya manis dimakan sedap
Bersebarlah adat seluruh alam
Adat pusaka berpedoman kitab
Ikan berenang di dalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang
Pokok pinang ditanam rapat
Puyuh kini berlari-lari
Samalah kita menjunjung adat
Tunggak budaya semai dihati
Bukan kacang sebarang kacang
Kacang melilit si kayu jati
Bukan datang sebarang datang
Datang membawa hajat di hati
Budak-budak berlari ke padang
Luka kaki terpijak duri
Berapa tinggi Gunung Ledang
Tinggi lagi harapan kami
Helang berbega Si Rajawali
Turun menyambar anak merbah
Dari jauh menjunjung duli
Sudah dekat lalu menyembah
Angin kencang turunlah badai
Seumur hidup cuma sekali
Tunduk kepala jatuh ke lantai
Jari sepuluh menjunjung duli
Gobek cantik gobek cik puan
Sirih dikunyah menjadi sepah
Tabik encik tabiklah tuan
Kami datang membawa sembah
Doa mustajab selalu terkabul
Kepada Allah kita panjatkan
Sebelum berlangsung ijab dan kabul
Majlis berinai kita dulukan
Entri ini telah dipos pada November 29, 2007 pada 10:08 am dan diletakkan dibahagian Koleksi Pantun Melayu. Tagged: Pantun Adat. Anda boleh mengikuti apa-apa respon kepada pos ini melalui RSS 2.0 feed. Anda boleh tinggalkan respons, atau trackback daripada laman web anda sendiri.
UNSUR-UNSUR DALAM KESUSASTERAAN.
Hashim Awang mengelaskan unsur-unsur dalam kesusasteraan kepada empat , iaitu :
a. Intelek.
• Menimbulkan satu-satu fikiran tertentu yang tinggi dan menarik dalam sesebuah
Karya sastera.
a. Emosi.
• Membezakan di antara karya sastera dengan karya bukan sastera.
a. Imaginasi.
• Melihatkan ketajaman daya penglihatan dan pengamatan pengarang terhadap satu-satu benda dan peristiwa.
a. Teknik.
- Merangkumi cara pengarang menyusun peristiwa di dalam cerita , memilih kata-kata, mengatur rangkap-rangkap dalalm sajaknya, meletakkan adengan-adengan dalam lakonannya dan lain-lain.
Kesusasteraan Melayu Klasik
Sastera tertua yang disampaikan secara lisan dan diturunkan dari satu generasi ke generasai lain yang mempunyai unsur tokok -tambah.
-Ia wujud sebelum adanya alat pencetak.
-Dihasilkan sebelum tahun 1800.
-Hasil yang masih tersimpan tidak kira dalam apa bentuk dan bagaimana corak.
-Disampaikan dalam bentuk lisan dan sebahagian kecil dalam bentuk tulisan tangan.
-Punya nilai dan ukuran yang tersendiri.
-Terpancar ‘worldview masyarakat’
-Setiap karya adalah hak cipta bersama----- tiada nama pengarang.
-khayalan dicampuradukkan dengan kenyataan----tujuan hiburan dan pengajaran.
-mempunyai unsur-unsur setempat.
-bersifat universal.
Kesusasteraan Lisan.
• kesusasteraan yang disampaikan melalui peraturan dari satu generasi ke satu generasi yang lain.
• dikenali juga sebagai sastera rakyat
• contoh sastera lisan berbentuk cerita:
a. cerita asal-usul ( Dongeng harimau jadian,
dongeng gerhana )
b. cerita binatang ( Cerita Sang Kancil, Pelanduk )
c. cerita jenaka ( Pak Pandir, Pak kaduk dan Lebai malang )
d. cerita lagenda ( Mahsuri, Hang Tuah )
e. cerita penglipur-lara ( Malim Deman, Malim Dewa,
Anggun Cik Tunggal )
PERIBAHASA
-Ayat atau kelompok yang mempunyai susunan yang tetap dan mempunyai pengertian yang tertentu(kamus dewan)
-Juga dikenali sebagai bidalan atau pepatah
-Contoh---‘biar mati anak janagn mati adat’.
PANTUN
Kedudukan Pantun dalam Puisi Melayu Tradisi
a. Milik melayu asli. Berbanding dengan syair, seloka dan gurindam, pantun adalah puis yang lahir daripada maysarakat melayu tradisi yang amat tinggi nilainya.
b. Puisi Melayu yang tertua., iaitu yang pertama sekali lahir dalam masyarakat Melayu.
c. Mempunyai kepelbagaian bentuk. Ada yang 2 kerat, 4 kerat, lapan kerat, berkait dan seterusnya.
d. Popular dalam semua lapisan masyarakat. Pantun terkenal di kalangan orang tua, orang muda dan kanak-kanak.
e. Mampu membawa tema yang pelbagai seperti kasih sayang, nasihat, agama, adat, budi,cinta, cinta, dan sebagainya
f. Mampu membawa makna yang tersirat secara halus dan berkesan. Ini sesuai dgn jiwa masyarakat melayu yang suka mendidik secara halus.
g. Mudah dicipta secara spontan
h. Mencerminkan pancaran nilai budaya Melayu
Ciri-ciri kelebihan pantun
a. Wujud pembayang dan maksud dalam setiap rangkap. Ciri ini tidak terdapat dalam puisi yang lain.
b. Boleh berdiri sendiri kerana setiap rangkap pantun sudah membawa makna yang lengkap berbanding dengan syair yang memerlukan perkaitan dengan rangkap2 berikutnya.
c. Rima tengah atau jedanya ditekan di dalam pantun, tetapi tidak demikian dalam puisi lain.
d. Ada unsur persamaan dengan puisi lain terutama syair seperti dari segi rima akhirnya, jumlah perkataan dan sukukata.
JENIS-JENIS PANTUN
1. Pantun dua kerat
2. Pantun empat kerat
- Pantun kanak-kanak
- Pantun jenaka
- Pantun bersukacita
- Pantun berdukacita
- Pantun kiasan
- Pantun budi
- Pantun nasihat
- Pantun agama
- Pantun kasih sayang
- Pantun nasib
3. Pantun enam kerat
4. Pantun lapan kerat
5. Pantun sepuluh kerat
6. Pantun dua belas kerat
7. Pantun empat belas kerat
8. Pantun berkait
Contoh:
• Pantun dua kerat
• Pantun kanak-kanak
Sudah gaharu cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
• Pantun empat kerat
• Pantun jenaka
Ayam disabung jantan dipaut,
Jika ditambat kalah laganya,
Asam di darat ikan di laut,
Dalam belanga bertemu jua.
• Pantun enam kerat
Apa di harap padi seberang,
Entah berderai entahkan tidak,
Entah dimakan pipit melayang,
Apa diharap kekasih orang,
Entah bercerai entah tidak,
Entah makin bertambah sayang.
MANTERA
• Kata atau ayat apabila diucapkan dapat menimbulkan kuasa ghaib (untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain), jampi. (Kamus Dewan)
TEROMBA
• Sejarah yang diceritakan dalam bentuk perbilangan, tombo, riwayat (Kamus Dewan).
• Merupakan susunan kata-kata adat.
Ciri-ciri
• Puisi bebas yang tidak tentu jumlah baris, rangkap, rima atau jumlah perkataan dalam satu baris.
• Terdapat sisipan berbagai-bagai puisi yang lain, misalnya pantun, gurindam, peribahasa dalam seuntai teromba.
• Isinya memuat hal-hal yang berhubungan dengan undang-undang, adt istiadat yang diamalkan oleh sesuatu kelompok masyarakat.
• Contohnya: Terombo dalam adat istiada perkahwinan.
GURINDAM
• Sejenis bentuk puisi (terdiri daripada dua baris, berisi dengan pelbagai pengajaran. (Kamus Dewan).
• Dalam baris kedua termuat jawapan atau ketegasan bagi baris pertama tadi.
• Rima akhir tiap-tiap baris gurindam adalam sama.
• Jenis-jenis gurindam :-
Gurindam serangkap dua baris
Gurindam serangkap empat baris
Gurindam bebas
Contoh Gurindam
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih suka,
itulah tanda hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
SELOKA
• Menurut kamus dewan seloka ialah sejenis puisi yang mengandungi ajaran (sindiran, jenaka, dll)
• Perkataan ‘seloka’ berasal daripada bahasa Sanskrit iaitu ‘shloka’.
• Bentuk puisi lama yang ditulis secara berangkap-berangkap
• Rima akhir adalah tidak tetap
• Ia digubah sama ada mengikut bentuk pantun, syair ataupun perumpamaan
• Seloka tidak mempunyai pembayang
• Contoh seloka tiada pembayang :
Sudah bertudung terendak Bentan,
Dengan siapa saya sesalkan,
Sudah untung permintaan badan,
Pagar siapa saya sesarkan.
TEKA-TEKI
• Menurut Kamus Dewan teka-teki ialah soalan yang dikemukakan secara samar-samar atau rumit yang jawapanya harus diduga, soalan untuk menduga akal
• Contoh teka-teki ialah :
Kalau tuan muda teruna,
Pakai seluar dengan gayanya,
Kalau tuan bijak laksana,
Biji di luar apa buahnya ?
SAJAK •
Menurut Hashim Awang sajak adalah puisi baru yang bebas daripada peraturan-peraturan dalam pembentukan rangkap, baris, kata-kata dan rima. Sajak bersifat demikian untuk dapat mengucapkan fikiran penyair dalam cara yang lebih indah, segar dan bebas.
SIFAT-SIFAT SAJAK
• Tidak mempunyai imbangan bunyi yang tetap
• Sajak tidak semestinya mengemukakan pertentangan bunyi atau rima akhir di hujung tiap-tiap baris ayat atau dimana-mana juga.
• Mempunyai rangkap, tetapi bilangan baris ayat pada serangkap tidaklah tetap.
• Mempunyai baris-baris ayat yang membangunkan rangkap.
• Mempunyai keharmonian atau penyesuaian yang baik antara isi dengan bahasa.
ISI DALAM SESEBUAH SAJAK
• Unsur pujaan
• Unsur keagamaan
• Unsur kesedihan
• Unsur pengajaran
• Unsur sindiran
• Unsur percintaan
• Unsur pengisahan
CARA MENIKMATI SESEBUAH SAJAK
• Mengenali sifat luar sesebuah sajak
• Mengenali gaya bahasa atau imej visual sesebuah sajak
• Mengetahui latar belakang penyair atau penulis
• Mengetahui tujuan penyair sesebuah sajak
CARA MENDEKLAMASI SAJAK
• Pemahaman
• Mimik
• Peresapan
• Gerak geri
• Pengucapan
• Daya hafal
• Daya ucapan dan irama
• Batas kalimat
MUSIM BUNGA
Marilah, sayang, mari berjalan menjelajahi perbukitan,
Salju telah cair dan Kehidupan telah terjaga dari lenanya
dan kini mengembara menyusuri pegunungan dan lembah-lembah,
Mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga, yang melangkaui
Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan
‘Tuk menadah ilham dari aras ketinggian,
Di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.
Fajar Musim Bunga telah mengeluarkan pakaiannya
dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya
pada pohon pic dan sitrus , dan mereka kelihatan bagai pengantin dalam upacara tradisi Malam Kedre..
Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih
Air kali pun lincah berlompatan menari ria,
Di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.
Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam,
Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan
Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa air mata
musim dingin, dari gelas kelopak bunga lili,
Dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada
Curahan simfoni burung-burung yang berkicauan
dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan
Mari duduk di batu besar itu, tempat bunga violet
berteduh dalam persembunyian, dan meniru
Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.
MUSIM PANAS
Mari pergi ke ladang, kekasihku, kerana
Musim menuai telah tiba, dan cahaya suria
Telah memanggang gandum kuning-kekuningan.
Mari kita mengerjakan hasil bumi, sebagaimana semangat kegembiraan menyuburkan butir gandum
Dari benih cinta-kasih, yang tertanam dalam sanubari.
Mari mengisi guni kita dengan limpahan hasil bumi
bagai kehidupan mengisi penuh rongga hati,
Dengan harta kekayaan tak terperi,
Mari, jadikan bunga-bunga alas tilam kita
Dan langit biru selimut kita
Sandarkan kepala di bantal harum jerami,
Mari kita berehat setelah bekerja sepanjang hari,
Sambil mendengar bisik gemercik air sungai yang menyanyi.
MUSIM GUGUR
kita pergi memetik anggur di perkebunan
Dan memerah sari buah segar
Dan menyimpannya di jambangan tua
Sebagaimana jiwa menyimpan ilmu pengetahuan
Abad-abad lalu, dalam gedung keabadian.
Dan sekarang mari pulang, kerna sang bayu telah
Menerbangkan daun-daun kuning dan mengisar bunga-bunga layu
Yang membisikkan dendang kematian pada Musim Gugur
Mari pulang, kekasihku abadi, kerana burung-burung
Telah terbang bagi perjalanan migrasi menuju kehangatan
Meninggalkan padang yang dingin dan kesepian.
Bunga mirtel dan melati pun telah lama
Mengeringkan air matanya.
Mari kembali, sebab anak sungai yang sayu
Telah kehabisan lagu, dan sumber air yang lincah
Telah membisu, enggan mengucapkan kata perpisahan.
Sedang bukit-bukit tua telah mulai melipat
pakaiannya yang berwarna-warni.
Mari, kekasihku; Alam telah letih,
Ia bersemangat melambaikan selamat tinggal
Dengan dendangan sayup dan ketenangan.
MUSIM DINGIN
Dekatlah ke mari,oh teman sepanjang hidupku,
Dekatlah padaku, dan jangan biarkan sentuhan Musim Dingin,
Mencelah di antara kita. Duduklah disampingku di depan tungku,
Sebab nyalaan api adalah satu-satunya nyawa musim ini.
Bicaralah padaku tentang kekayaan hatimu,
Yang jauh lebih besar daripada unsur Alam yang menggelodak
Di luar pintu.
Palanglah pintu dan patri engselnya,
Sebab wajah angkasa menekan semangatku
Dan pemandangan ladang-ladang salju
Menimbulkan tangis dalam jiwaku.
Tuangkan minyak ke dalam lampu, jangan biarkan ia pudar,
Letakkan dekat wajahmu, supaya aku boleh membaca dalam tangis
Apa yang telah ditulis pada wajahmu
Tentang kehidupan kau bersamaku..
Berilah aku anggur Musim Gugur, dan mari minum bersama
Sambil mendendangkan lagu kenangan pada ghairah Musim Bunga
Dan layanan hangat Musim Panas, serta anugerah
tuaian dari Musim Gugur.
Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku; api mendingin dalam tungku,
Menyelinap padam nyalanya satu-satu, dari timbunan abu
Dakaplah aku, sebab aku ngeri akan kesepian.
Lampu meredup, dan anggur minuman membuat mata sayu mengatup.
Mari kita saling berpandangan, sebelum mata tertutup.
Cari aku dengan rabaan, temui daku dalam pelukan
Lalu biarkan kabus malam merangkul jiwa kita menjadi satu
Kucuplah aku, kekasihku, kerana Musim Dingin,
Telah merenggut segala, kecuali bibir yang berkata:
Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku Abadi,
Betapa dalam dan kuat samudera lena,
Dan betapa cepatnya subuh…
(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
~ Khalil GibranCerita Lucu dan Humor | |
Contributed by rezz4 | |
Jun 19, 2008 at 12:31 AM | |
Sepasang suami isteri setengah baya yang sama-sama dari kalangan profesional merasa penat dengan kesibukan di ibukota.Mereka memutuskan untuk berlibur di Bali. Mereka akan menempati kembali kamar hotel yang sama dengan ketika mereka berhoneymoon saat menikah 30 tahun yang lalu. Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu dan isterinya baru menyusul keesokan harinya. Setelah check in di hotel di Bali, sang suami mendapati pesawat komputer yang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya.Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isterinya di kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta. Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia tetap mengirimkan e-mail tersebut. Dilain tempat di daerah Cinere, seorang wanita baru kembali dari pemakaman suaminya yang baru saja meninggal. Setibanya di rumah, ia langsung mengecheck e-mail untuk membaca ucapan-ucapan belasungkawa. Baru saja selesai membaca e-mail yang pertama, ia langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri. Anak sulungnya yang terkejut kemudian membaca e-mail tersebut (tak lama kemudian jatuh pingsan juga), yang bunyinya : To: Isteriku tercinta Subject: Papah sudah sampai Mah !!! Date: 18 Mei 2006 Aku tahu pasti kamu kaget tapi seneng dapat kabar dariku. Ternyata disini mereka udah pasang internet juga, katanya biar bisa berkirim kabar buat orang-orang tercinta di rumah. Aku baru sampai dan sudah check-in. Katanya mereka juga sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatanganmu besok. Nggak sabar deh rasanya nungguin kamu. Semoga perjalanan kamu kesini juga mengasyikkan seperti perjalananku kemaren. Love you Mom, Papah PS: Disini lagi panas-panasnya. Kalau pada mau, anak-anak diajak aja | |
Last Updated ( Jun 19, 2008 at 07:34 AM ) |
Di suatu sudut di kota Jakarta tinggal sebuah keluarga yang kelihatannya
cukup bahagia. Rumah bagus dengan halaman luas, punya mobil mewah, seorang
Istri yang cantik dan bekerja pada sebuah Perusahaan bonafid, dua orang
anak yang sedang lucu-lucunya, seorang Pembantu bernama Inem dan seorang
Supir pribadi bernama Parto.
Mungkin di karenakan pekerjaan si Istri yang sangat sibuk (maklum Executive
Secretary) sehingga sering pulang malam dan dalam keadaan sangat lelah.
Setelah sampai di rumah paling si Istri hanya sempat melihat kedua anaknya
yang sudah tidur di kamar lalu mandi dan pamit pada suaminya yang sedang
nonton Teve untuk tidur. Sehingga walaupun si suami sudah tidak kuliah lagi
(sudah bekerja) tapi akhirnya dia mendapat gelar S3 (Sebulan Sekali Setor).
Untuk satu atau dua bulan memang masih tahan, tapi akhirnya uring-uringan
juga.
> > Akhirnya dia putuskan untuk cari sasaran lain. Setelah pikir punya pikir
akhirnya pilihan jatuh pada Inem sang Pembantu) selain biaya murah juga
untuk meminimkan resiko AIDS.
Setelah berjalan sekian lama suatu saat si pembantu (P) tanya pada sang
Majikan (M).
P : ” Pak, enak mana sama Ibu . . . ? ”
M : ” Yachhh .. . . Jelas enak kamu dong Nem . . ”
P : ” Ach . . . Masa sih Pak, bukannya enak Ibu . . ? ”
M : ” Kan Saya udah sering bilang jauh lebih enak kamu . . . ”
Tetapi dengan lugunya Inem berkata : ” Tapi Kata Parto kok Lebih enakan Ibu”
M : “?!?!??!?!??!? “
First to the following in the instrument .
PRESSMENU----SETTING-----ACCESSORIES----COM SPEED----115.2 kbps.
PROCEDURE
1)INSERT CD INTO CD DRIVE
2)INSERT ONE END OF CABLE INTO INTRUMENT AND USB END INTO USB PORT OF THE COMPUTER
3)YOU WILL GET ‘WELCOME TO FOUND NEW HARDWARE WIZARD’ KWC USB TO K7 CABLE AS SHOWN BELOW
5)SELECT ‘INSTALL THE SOFTWARE AUTOMATICALLY’, CLICK NEXT
6)PRESS ‘CONTINUE ANYWAY’
6)SELECT FINISH. AGAIN YOU WILL GET ‘WELCOME TO FOUND NEW HARDWARE WIZARD’,SELECT ,YES THIS TIME ONLY,. CLICK NEXT.
8)THE NEW HARDWARE WILL BE USB SERIAL PORT,SELECT ‘INSTALL THE SOFTWARE AUTOMATICALLY’, CLICK ON NEXT
8)SELECT ‘CONTINUE ANYWAY’
10)SELECT ‘FINISH’
11)GO TO ‘CONTROL PANEL’
12) SELECT ‘PHONE & MODEM’ OPTIONS
13)SELECT MODEM TAB OF PHONE & MODEM OPTIONS
14) GO TO ‘MODEM’ TAB AS SHOWN BELOW
15)SELECT ADD ,THEN ‘DON’T DETECT MY MODEM ,I WILL SELECT IT FROM LIST ,NEXT
16)SELECT HAVE DISK AND GO TO CD DRIVE
17)BROWSE TO CD DRIVE –MODEM DRIVER-MDMKWCY-OPEN
18)PRESS OK
18)SELECT ‘KYOCERA HIGH SPEED CDMA WIRELESS MODEM’, CLICK NEXT
20)SELECT ANY ONE COM PORT (FROM THE LIST OF COM’s)EXCEPT COM1 & COM2.IN THIS CASE COM3. CLICK NEXT
21)PRESS ‘CONTINUE ANYWAY’
22)SELECT FINISH. MODEM HAS BEEN INSTALLED AS SHOWN BELOW
DIAL UP CONNECTION
23)GO TO ‘CONTROL PANEL’
24)GO TO NETWORK CONNECTION
25) SELECT ‘CREATE NEW CONNECTION’
26) AFTER THAT WE WILL GET ‘WELCOME TO NEW CONNECTION WIZARD’ AS BELOW,NEXT
27)TYPE TEL. NO. AS #777
28)Type user name-mtnl
Password-mtnl1234
Confirm password-mtnl1234
29)AFTER FINISH, PRESS DIAL
30) AFTER THAT YOU WILL BE CONNECTED TO INTERNET.
OPEN THE BROWSER i.e. INTERNET EXPLORER AND ENJOY THE HIGH SPEED CONNECTIVITY WITH
MTNL'S GARUDA MOBILE.
SEMBAHYANG DHUHA
Murahkan rezeki, menolak kepapaan
Antara ibadat sunat yang dianjurkan dan menjadi amalan Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri ialah sembahyang sunat Dhuha. Banyak hadis-hadis yang mengalakkannya dan menyatakan keutamaannya, Antaranya dalam riwayat Abu Hurairah katanya:-
Maksudnya :"Kekasihku Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara, aku tidak meninggalkannya, iaitu ; supaya aku tidak tidur melainkan setelah mengerjakan witir, dan supaya aku tidak meninggalkan dua rakaat sembahyang Dhuha kerana ia adalah sunat awwabin, dan berpuasa tiga hari daripada tiap-tiap bulan"
( Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Dalam riwayat yang lain Rasullullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda yang maksudnya : " Pada tiap-tiap pagi lazimkanlah atas tiap-tiap ruas anggota seseorang kamu bersedekah; tiap-tiap tahlil satu sedekah, tiap-tiap takbir satu sedekah, menyuruh berbuat baik satu sedekah, dan cukuplah ( sebagai ganti ) yang demikian itu dengan mengerjakan dua rakaat sembahyang Dhuha ."
( Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Adapun kelebihan sembahyang Dhuha itu sepertimana di dalam kitab "An-Nurain" sabda Rasullullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam yang maksudnya : "Dua rakaat Dhuha menarik rezeki dan menolak kepapaan."
Dalam satu riwayat yang lain Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :
"Barangsiapa yang menjaga sembahyang Dhuhanya nescaya diampuni Allah baginya aku segala dosanya walaupun seperti buih dilautan."
(Riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
Dan daripada Anas bin Malik Radhiallahu 'anhu berkata :
"Aku mendengar Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam berkata : "Barangsiapa yang mengerjakan sembahyang sunat Dhuha dua belas rakaat dibina akan Allah baginya sebuah mahligai daripada emas"
(Riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Waktu sembahyang Dhuha ialah dari naik matahari sampai sepenggalah dan berakhir di waktu matahari tergelincir tetapi disunatkan dita'khirkan sehingga matahari naik tinggi dan panas terik.
Cara menunaikannya pula adalah sama seperti sembahyang-sembahyang sunat yang lain iaitu dua rakaat satu salam. Boleh juga dikerjakan empat rakaat, enam rakaat dan lapan rakaat. Menurut sebahagian ulama jumlah rakaatnya tidak terbatas dan tidak ada dalil yang membatasi jumlah rakaat secara tertentu, sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh 'Aisyah bermaksud :"Adalah Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam bersembahyang Dhuha empat rakaat dan menambahnya seberapa yang dikehendakinya."
(Hadis riwayat Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah)
Dalam sebuah hadis yang lain Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda bermaksud :
" Barangsiapa yang menunaikan sembahyang sunat Dhuha sebanyak dua rakaat tidak ditulis dia daripada orang-orang yang tidak lalai daripada mengingati Allah dan barangsiapa yang menunaikan nya sebanyak empat rakaat ditulis akan dia daripada orang-orang yang suka beribadat dan barangsiapa yang menunaikannya sebanyak enam rakaat dicukupkan baginya pada hari tersebut, barangsiapa menunaikanyan sebanyak lapan rakaat Allah menulis baginya daripada orang-orang yang selalu berbuat taat, barang siapa yang menunaikannya sebanyak dua belas rakaat Allah akan membina baginya mahligai didalam syurga dan tidak ada satu hari dan malam melainkan Allah mempunyai pemberian dan sedekah kepada hamba-hambaNya dan Allah tidak mengurniakan kepada seseorang daripada hamba-hambaNya yang lebih baik daripada petunjuk supaya sentiasa mengingatiNya,"
( Riwayat At-Thabarani )
Manakala surah yang sunat dibaca selepas membaca Faatihah pada rakaat pertama ialah surah as-Syams dan rakaat kedua selepas membaca al-Faatihah disunatkan membaca surah adh-Dhuha.
Adapun niat sembahyang Dhuha ialah :
Ertinya : " Sahaja aku sembahyang sunat Dhuha dua rakaat kerana Allah Taala "
Doa’ sembahyang Dhuha ialah:
Maksudnya : " Ya Allah, bahawasanya waktu Dhuha itu waktu DhuhaMu, kecantikan itu ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu dan perlindungan itu perlindungan Mu. Ya Allah jika rezekiku masih diatas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika ia (dari yang) haram maka sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, Keagungan, Keindahan, Kekuatan dan Kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada hamba-hamba Mu yang saleh ."
Wisata Budaya Pekanbaru - Balai Adat Riau juga bisa dijadikan tujuan wisata karena anda akan mendapatkan ciri khas dari adat melayu Riau. Tujuan wisata ini terletak di Jl. Diponegoro Pekanbaru ini dibangun dan didesain dengan variasi warna dan ukiran motif yang bercirikan khas Melayu. Balai Adat ini dibangun untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan adat resmi Melayu Riau.
Kota Pekanbaru adalah salah satu Daerah Tingkat II sekaligus merupakan ibukota dari Provinsi Riau. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai dan Pelabuhan Laut Sungai Duku dan Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Pekanbaru menurut http://www.datastatistik-indonesia.com/, telah berpenduduk sebesar 717 ribu jiwa. Walau bagaimanapun, PDRBnya adalah yang tertinggi kedua di Pulau Sumatera. Padahal, secara populasi, Pekanbaru hanya berada di peringkat kelima di Sumatera (setelah Medan, Palembang, Padang, dan Bandar Lampung). Banyak pihak menduga, PDRB Kota Pekanbaru didongkrak oleh sektor migas, namun hal tersebut telah dibuktikan tidak benar adanya. Berdasarkan situs www.datastatistik-indonesia.com .
Wisata Pekanbaru - Sepinggan gulai ikan patin bersanding dengan asam pedas ikan patin. Gulai ikan patin seperti layaknya masakan gulai yang berkuah kuning pekat dengan potongan-potongan besar tubuh ikan. Si asam pedas menawarkan penampilan dengan semburat merah yang menggoda. Hangat, pedas, dan sedap. Begitulah kira-kira ciri khas salah satu Wisata kuliner Pekanbaru satu ini.
PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru meresmikan pemakaian bus kota khsusus perempuan dan keberadaan bus ini pertama di Indonesia, kata Sekretaris Kota Pekanbaru, H. Fawaz Ilyas, Sabtu. Menurut dia, peluncuran bus khusus untuk kaum perempuan itu diharapkan dapat mengurangi tindak kriminal dan pelecehan terhadap perempuan di dalam bus kota seperti yang kerap terjadi dalam angkutan umum. Selain itu, lanjut dia, kehadiran bus kota tersebut juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kaum perempuan di Pekanbaru yang bekerja di luar rumah.
Setiap kali ke
Kata “tattoo” berasal dari bahasa
Namun, sejatinya saya tidak suka melihat orang bertato. Selalu ada rasa ngeri yang menyertai tatkala berjumpa atau berdekatan dengan mereka. Agaknya ini akibat ‘cekokan’ informasi yang saya terima waktu kecil dulu, bahwa orang bertato itu identik dengan penjahat, badung, kriminal. Tidak terlalu salah juga sebetulnya, sebab kalau mau membaca kembali sejarahnya, salah satu “fungsi” tato pada zaman dahulu adalah “cap” bagi para budak dan orang-orang tahanan di samping juga sebagai perhiasan atau penanda status sosial seseorang.
Tetapi itu dahulu. Sekarang, tato sudah dianggap semacam life style dan mode atau bahkan seni. Kini tato bukan monopoli kaum pria saja, tetapi wanita pun mulai banyak yang merajah tubuh mereka. Ayu Azhari, Nafa Urbach, dan Becky Tumewu, misalnya untuk menyebut beberapa nama selebritis perempuan yang memiliki tato. Bahkan belum lama ini, seorang teman perempuan memamerkan sebuah tato kupu-kupu di punggungnya. Keren,
Dan masih menyangkut tato, beberapa hari lalu di bus jurusan Bekasi-Sukabumi saya terpaksa duduk di sebelah lelaki bertato. Tepatnya, dia yang duduk di sebelah saya, sebab saya telah duduk lebih dulu dan kursi di sebelah saya kosong sebelum datang lelaki itu. Sudah tentu saya merasa ngeri dan risih sekali.
Pria bertubuh tinggi besar dan kekar itu memakai kaus lengan buntung, menampakkan dengan jelas otot-otot lengan serta gambar sepasang naga melingkar di
Tatkala kursi sudah terisi semua dan bus ambil ancang-ancang untuk segera berangkat, tiba-tiba seorang ibu berlari terseok-seok membawa kardus dan sebuah tas besar di kedua belah tangannya. Lantaran tak dapat melambai, ibu itu berteriak meminta agar ditunggu. Ia hendak naik. Sulit sekali tampaknya bagi si ibu menaiki tangga bus dengan tangan yang penuh jinjingan. Sementara itu kernet bus ada di pintu belakang, sibuk menjerit-jerit memanggil penumpang. Sampai beberapa saat tak ada seorang pun yang tergerak membantu sang ibu yang kerepotan itu.
Tanpa saya duga, lelaki bertato di samping saya berdiri segera dan beranjak ke pintu menolong ibu itu naik. Kedua bawaan diraihnya seraya membimbing si ibu ke kursi sebelah saya. Duduk sini, Bu, katanya ramah yang disambut dengan ucapan terima kasih berulang-ulang dari si ibu. “Bang Napi” itu sendiri kemudian berdiri gagah di samping kursi tersebut.
Saya terperangah sambil diam-diam menyimpan rasa malu karena sempat tebersit pikiran buruk terhadap “Bang Napi” ini. Ternyata, dia yang sempat saya kira bekas penjahat malah yang lebih dulu berbuat baik. Jika tadi ia tak menolong, belum tentu saya yang akan melakukannya.
Selama ini saya lebih sering menggerutu jika ada penumpang–orang tua, menggendong anak, atau wanita hamil–yang memaksa naik meskipun bus sudah penuh. Bukannya memberi kursi, saya justru pura-pura tidak melihat atau berlagak tidur. Saya juga bayar dan perlu duduk. Apalagi ransel saya berat banget, kata saya dalam hati mencari pembenaran. Salah sendiri naik mobil yang penuh padahal kalau mau bersabar menunggu masih akan banyak yang kosong, saya melanjutkan gerundelan. Tentu, lagi-lagi cuma berani dalam hati.
Pasti saya sudah berlaku tidak adil, baik terhadap “Bang Napi” dengan prasangka buruk, mau pun kepada para penumpang yang memaksa naik bus penuh. Bisa saja mereka memaksa naik karena harus bergegas sampai ke tempat tujuan. Mungkin ada urusan yang mesti cepat diselesaikan. Atau seperti saya juga, tak ingin terlambat sampai di kantor.
Begitupun perkara tato. Agaknya saya mesti mengubah cara pandang saya selama ini. Walaupun masih tetap seram, tetapi setidaknya mulailah berpikir bahwa tato itu tidak identik dengan kriminal dan–ini yang terpenting–jangan sekali-sekali menilai sesuatu dari bungkus luarnya. Kalau di kalangan kutu buku, istilah populernya adalah don’t judge the book by its cover. Iya nggak sih?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar