Minggu, 29 Juni 2008

cinta


Sudah lama saya tinggalkan pembahasan tentang cinta. Mungkin hari ini saya sedang ingin terinspirasi. Seperti yang seringkali saya lakukan, saat butuh inspirasi saya berdiskusi, menulis, atau membaca.

Kali ini ada sepenggal pelajaran universal dari Ustadz Quraish Shihab dalam bukunya “Menyingkap Tabir Ilahi: Asmaul Husna dalam Perspektif Al-Quran”. Beliau mendasarkan buku ini pada karya Al-Ghazali dan ulama-ulama lain.

Beliau mengungkapkan, alasan menulis buku ini adalah karena selama ini Allah yang diperkenalkan pada kita adalah Yang Maha Pedih Siksanya, Yang Maha Perkasa, atau Yang Maha Besar Ancamannya; bukannya “Allah yang cinta-Nya merupakan samudra tak bertepi, yang anugrahnya seperti langit tak berujung, yang amarah-Nya dikalahkan oleh rahmat-Nya, serta yang pintu ampunan-Nya terbuka lebar sepanjang saat, dan bukan pula Allah yang mengajak dan mengajak ‘Siapa yang punya hajat agar bermohon kepadaku supaya Ku-kabulkan hajatnya, siapa yang berdosa agar datang guna Ku-hapus dosanya walau sebanyak wadah langit dan bumi’” Sebab lain adalah karena selama ini terkesan keberagamaan kita tidak sejalan dengan sifat-sifat Allah, padahal keberagamaan adalah upaya meneladani sifat-sifat-Nya.

Pada pembahasan tentang Al-Wadud, yang secara singkat beliau artikan “Yang Maha Mencintai-Mengasihi, Yang Maha Dicintai”. Kata ini mengandung makna cinta, “cinta yang tampak buahnya dalam sikap dan perlakuan, serupa dengan kepatuhan sebagai hasil rasa kagum kepada seseorang”.

Firman-Nya dalam QS Maryam 19:96, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan wudda (cinta) kepada mereka (terhadap makhluk-makhluk Allah yang lain.”

Seseorang yang meneladani Allah dalam sikap wadud akan selalu berusaha mencinta sesama makhluk, mengharapkan dan memberikan kebaikan untuk mereka.

Di akhir tiap pembahasan beliau selalu menyampaikan sebuah doa berkenaan dengan sifat Allah tersebut,
“Ya Allah, Aku bermohon kepada-Mu dengan cahaya cinta-Mu yang Engkau anugerahkan ke hati para nabi dan manusia-manusia pilihan-Mu. Anugerahkanlah cinta kepada-Mu dalam hati kami, sebagaimana Engkau anugerahkan kepada mereka, dan berikan pula cinta terhadap kami kepada hamba-hamba semuanya. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam”

Wa Allah ‘alam.

http://docere.antiblog.com

Tidak ada komentar: